DREAM BOOK
DEWI LUSIANA
CALON ORANG SUKSES
BIODATA
Nama : Dewi Lusiana
TTL : Bojonegoro,16
April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Ortu : Mujiono &
Karniati
Alamat : Dsn.Bogo Ds.Kedungjati
RT.02/RW.04 Kec.Kabuh - Jombang 61455
Pendidikan : - Tk.Kyai Hasyim-SURABAYA
-
SDN
1 Karangjati-NGAWI
-
SMPN
5 Trenggalek (1 semester)
-
SMPN
1 Kabuh-JOMBANG
-
SMAN
PLOSO-JOMBANG
-
Politeknik
Negeri Banyuwangi
Riwayat Organisasi : -
Osis
-
Paskibra
-
Kewirausahaan
Motto : DO THE BEST
“BISMILLAH”
Cita-Cita : Pengusaha sukses
Status : Mahasiswi
My Inspirator
Menteri Perikanan
Profil
Susi Pudjiastuti
Nama : Susi
Pudjiastuti
Tempat/Tgl Lahir : 15
Januari 1965, Pangandaran
Pekerjaan : Menteri Kelautan dan Perikanan
Pendidikan : Usia 17 tahun keluar dari SMA ( Tidak Lulus SMA )
Suami
: Christian von Strombeck
Memulai usaha di bidang
perikanan, tepatnya di daerah pangandaran, di awal - awalnya berbisnis Susi
berpikir bahwa dengan berijasah SMP bisa jadi apa? maka dengan tekad yang kuat
dia pun berjualan keliling kota Pangandaran dengan menggunakan sepeda motor,
beliau menjual bed cover, baju, hingga berbagai produk alam hasil bumi seperti
cengkeh. Dikala berkeliling menjajakan barang dagangannya tersebut Susi pun
mendapat inspirasi kalau sebenarnya potensi paling besar di kota
Pangandaran adalah produk lautnya yakni perikanan.
Pengalaman yang dialami
oleh ibu susi hingga dapat menjadi sekarang ini adalah berawal dari bisnis
penerbangan, lalu dipercaya oleh Bank Mandiri sebagai bussines plan.
PRESTASI
Ø JUARA HARAPAN 4 SENAM NASIONAL TINGKAT TK
Se-INDONESIA
Ø JUARA 1 SINOPSIS TINGKAT SD
Ø JUARA HARAPAN 1 SINOPSIS TINGKAT SD
Se-Kecamatan
Ø JUARA 1 LOMBA CERDAS CERMAT TINGKAT SD
Ø JUARA 3 LOMBA CERDAS CERMAT Se-Kecamatan
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DIRI
1.
CEREWET
2.
SUKA
MENGATUR ORANG
3.
MAU
MENANG SENDIRI
4.
TIDAK
TELITI
5.
LABIL
6.
MOODY
7.
PEMALU
KELEBIHAN
1.
PENGERTIAN
2.
PEDULI
DENGAN SESAMA
3.
SUKA
MEMBANTU
4.
SUKA
MEMBERI
5.
KINERJA
TEPAT WAKTU
6.
TIDAK
SUKA MENUNDA
7.
PANDAI
MEMANAJEMEN
PETA IMPIAN
GAMBARAN PETA IMPIAN
Setelah
lulus dari Politeknik Negeri Banyuwangi saya akan sedikit demi sedikit mulai
merangkak mencapai impian. Dalam perjalanan memulai usaha saya akan mencari
pengalaman kerja terlebih dahulu lalu setelah merasa cukup tahu tentang dunia
usaha saya akan memulai usaha yang berhubungan dengan pengolahan hasil ternak. Setelah
itu saya akan berusaha keras untuk mencapai tujuan yang saya inginkan, jika
tujuan yang saya inginkan telah tercapai jalan kesuksesan akan menghampiri
saya. Setelah saya sukses saya akan menikah dan membahagiakan kedua orang tua
saya.
PROFIL ORANG SUKSES
1.
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta,
16 Juni 1962; umur 50 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal
luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group.
Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun
bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah
perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank
Mega.
Karier dan kehidupan
Chairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya
A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar
beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya.
Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena
berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa
orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul
masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah
inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat
penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni
berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga
membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah
toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta
Pusat, tetapi bangkrut.
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama
tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka
memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena
perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari
Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul
memilih pisah dan mendirikan usaha
sendiri. Kepiawaiannya
membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang.
Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga
bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia
mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi
ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang
membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo
(properti).
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang
finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi
Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega
Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut
membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah
Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia,
Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans
Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal
seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan
Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di
bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans
Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen.
Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding)
pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di
Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai
sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu
orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung
berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011,
menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di
Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para
Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega
Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial,
media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam .
Latar belakang
pendidikan
Berikut selengkapnya
latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri I Boedi
oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA;
1993)
2.
Jakob Oetama
Dr (HC) Jakob Oetama (lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931; umur
81 tahun), adalah wartawan dan salah satu pendiri Surat Kabar Kompas. Saat ini
ia merupakan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus Pusat
Persatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.
Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah
lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas,
Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan
Penabur di Jakarta.
Jakob kemudian
melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas
Sosial Politik UGM Yogyakarta.
Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur
tahun 1956 dan berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama
P.K. Ojong, yang mungkin diilhami majalah Reader's Digest dari Amerika. Dua
tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama Ojong, Jacob mendirikan harian Kompas
yang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas Gramedia Group mulai
berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia
Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media
massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event
organizer, stasiun TV hingga universitas.
Pendidikan
SD, Yogyakarta (1945)
SMA Seminari,
Yogyakarta (1951)
Sekolah Guru Jurusan
B-1 Ilmu Sejarah, Jakarta (1956)
Perguruan Tinggi
Publisistik, Jakarta (1959)
Jurusan Publisistik
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada (1961)
Pengalaman Bekerja
Guru SMP Mardijuwana,
Cipanas (1952-1953)
Guru Sekolah Guru
Bantu (SGB), Bogor (1953-1954)
Guru SMP Van Lith,
Jakarta (1954-1956)
Redaktur Mingguan
Penabur (1956-1963)
Ketua Editor majalah
bulanan Intisari
Ketua Editor harian
Kompas
Pemimpin Umum/Redaksi
Kompas
Presiden Direktur
Kompas Gramedia
Presiden Komisaris
Kompas Gramedia
Karya Tulis
Kedudukan dan Fungsi
Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin (skripsi di Fisipol UGM tahun 1962)
Dunia Usaha dan Etika
Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001)
Berpikir Ulang tentang
Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002).
Bersyukur dan
Menggugat Diri (Penerbit Buku Kompas, 2009)
Keanggotaan Organisasi
Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Anggota DPR Utusan
Golongan Pers
Pendiri dan Anggota
Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia
Anggota Dewan
Penasihat PWI
Anggota Dewan
Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ)
Anggota Asosiasi
International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai, Amerika Serikat
Ketua Bidang
Organisasi dan Manajemen Serikat Penerbit Surat Kabar.
Jakob Oetama telah banyak berbagi pengalaman untuk para wirausahawan yang
ada di tanah air, sehingga banyak orang yang sukses karena mengadopsi semangat
perjuangan beliau.
3.
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61
tahun), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di
Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada
tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu
II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
menggantikan Mustafa Abubakar.
Karier
Awal karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil
di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan
majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos
hingga sekarang.
Jawa Pos
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir
mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar
dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News
Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang
memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di
Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung
pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun
2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian
diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan
Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut
(SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia
dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Perusahaaan Listrik
Negara (PLN)
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan
Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati
lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa
gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan
sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada
tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau
di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan
Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menteri Badan Usaha
Milik Negara (Menteri BUMN)
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti
Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil
menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang
pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan
BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan
jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan
Menteri Keuangan.
Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN
untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa.
Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh
masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.
Kehidupan pribadi
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan.
Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya
memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan
peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku
ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati
di Cina.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden
direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim
di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.